Langsung ke konten utama
Selamat datang di Catatan Alvi - Sebuah jejak pemikiran. Karena saya mulai mudah lupa.

Belajar Menjadi Suami Yang Baik untuk Keluarga Harmonis

Menjadi suami adalah tantangan yang penuh makna. Setiap laki-laki bisa menciptakan rumah tangga yang penuh cinta dan kebahagiaan. Gw yakin, peran suami lebih dari sekedar mencari nafkah. Suami harus menjadi pembentuk fondasi kasih sayang yang kuat 1 . Komunikasi sangat penting dalam hubungan. 65% pasangan setuju, komunikasi yang baik membuat rumah tangga harmonis 1 . Belajar menjadi suami yang baik berarti belajar mendengarkan dan berbagi. Perjalanan menjadi suami yang baik sangat sangat sangat tidak mudah. Sengaja gw kasih penekanan karena gw betul - betul mengalaminya. Tapi, dengan komitmen, kita para suami bisa terus belajar dan berkembang bersama pasangan. Setiap tantangan adalah kesempatan untuk memperkuat ikatan cinta dan saling pengertian dalam keluarga. Poin Utama Komunikasi adalah fondasi hubungan yang kuat Suami berperan aktif dalam membangun keluarga harmonis Empati dan dukungan adalah kunci keberhasilan pernikahan Belajar menjadi suami yang baik adalah proses berk...

Pertanyaan Akhir Tahun untuk Kita Renungkan dan Refleksikan

Hai guys. Kemarin di tanggal 1 Desember 2021, tepatnya ketika baru bangun pagi gw mengawali aktivitas dengan menghela nafas cukup panjang sambil berkata dalam hati ; “Hmmm.. Gak terasa udah Desember dan udah mau ganti tahun.” Kalau kalian juga gitu artinya kita sama. ^_^

Desember bagi gw adalah bulan yang sangat spesial. Selain karena bulan ini adalah bulan kelahiran gw dan juga natal, Desember juga merupakan bulan jadian gw sama doi dan juga bulan dimana gw harus bayar pajak mobil. Hahaha..

Setiap bulan Desember tiba entah kenapa gw seakan baru sadar kalau waktu berjalan bergitu cepat. Hmm.. Memang terdengar aneh. Padahal seharusnya gak perlu menunggu pergantian tahun untuk menyadari kalau waktu itu berjalan cepat. Jika setiap detik, menit, jam, hari, minggu dan bulan kita lalui tanpa memberikan manfaat bagi diri, keluarga dan sesama artinya memang benar waktu berjalan terlalu cepat. Atau lebih tepatnya kita tidak bisa memanfaatkan waktu yang ada.

Gw tipe orang yang terbiasa meluangkan waktu untuk merenung dan merefleksikan hal – hal yang telah gw lalui. Bisa sebelum tidur atau diwaktu dimana gw merasa ada hal yang terjadi begitu saja tanpa gw tau positif atau negatifnya. Menurut gw sangat penting untuk memaknai sebuah kejadian atau hal yang terkesan sepele dan biasa aja. Terkadang gw bisa menemukan makna yang sangat berarti dari kumpulan beberapa hal kecil yang gw renungkan hari demi hari.

Tanpa bermaksud sok hebat dan sok spiritual, menurut gw kita sebagai manusia perlu meluangkan waktu untuk merenung dan berefleksi. Tidak perlu setiap hari. Mungkin seminimalnya adalah di bulan Desember ini dimana merupakan bulan terakhir sebelum masuk ke tahun yang baru.

Pertanyaan Akhir Tahun untuk Kita Renungkan dan Refleksikan

Menurut gw ada beberapa pertanyaan yang bisa kita tanyakan kepada diri kita sendiri sebagai bahan renungan dan refleksi supaya kita tau apakah kita sudah memanfaatkan waktu dengan maksimal atau justru menyia-nyiakannya. Kalian tidak harus benar – benar merenungkannya. Karena untuk menjadi pribadi yang selalu bertumbuh adalah hak setiap individu. Jadi boleh sekedar dibaca atau benar – benar direnungkan.

  • Bagaimana target yang pernah ditetapkan untuk tahun ini? Apakah telah tercapai, sedang proses atau sama sekali belum dimulai? Apa tantangan terberat dari target tersebut?
  • Apakah ada hal yang kamu anggap sebagai sebuah kesuksesan yang sebenarnya tidak pernah kamu targetkan atau rencanakan? Mengapa hal itu bisa terjadi?
  • Apakah ada hal yang terjadi yang membuat kamu menderita? Apa dampak positif dan negatif dari penderitaan itu terhadap diri kamu?

Nah itu dia sedikit pertanyaan yang menurut gw bisa ditanyakan ke diri sendiri sebagai bahan renungan dan refleksi. Semoga tahun 2021 ini bisa kita akhiri dengan hal – hal manis supaya kita bisa memasuki tahun 2022 dengan penuh semangat dan harapan.

Sekian atikel kali ini. Like, share dan follow / subscribe jika kalian suka dengan artikel ini. Terima kasih sudah membaca.

Salam Anget,

-Alvi-

Note : Artikel ini pernah saya posting di blog lama saya yaitu alvipunyacerita.wordpress.com pada 3 Desember 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku, Pikiranku, Perasaanku

Hai guys. Dengan gw Alvi. Pernah nggak sih merasa emosi banget terus melakukan sesuatu terus ujung-ujungnya nyesel karena nggak mikir panjang untuk melakukan hal tersebut? Atau, pernah gak tiba-tiba bikin keputusan cuma gara-gara terpengaruh omongan orang lain? Kalau iya, kamu nggak sendirian. Sebenarnya itu wajar. Tapi kita juga harus tau kalau itu adalah sesuatu yang salah. Gw akan mulai dengan sebuah pertanyaan "Siapakah aku?" Jawaban sederhananya, aku adalah pemilik semua yang aku miliki. Pikiranku, perasaanku dan tubuhku adalah milikku. Artinya aku bukanlah pikiranku, perasaanku dan tubuhku. Harusnya aku yang mengendalikan milikku. Jangan sampai milikku yang mengendalikan aku. Kalau aku punya uang artinya jangan sampai uang mengendalikan aku. Semoga sampai sini bisa di pahami ya. Pikiran dan Perasaan Itu Hanya Input Kita sering lupa (Atau bahkan gak tau) kalau pikiran dan perasaan itu harusnya cuma sebagai input buat diri kita (aku), sama selayaknya masukan yang kita ...

40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika

Walaupun umur gw sekarang masih 31 tapi tidak ada salahnya belajar dari orang berusia 40 tahun. Apa lagi Raditya Dika adalah idola gw sejak jaman SMP ketika penampilah dia selalu terlihat seperti orang baru bangun tidur. hahaha. Dari 40 poin yang di sampaikan Radit, yang menurut gw paling penting dan gw setuju banget adalah nomor 32. Oke langsung aja 40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika yang gw simak dari youtube Raditya Dika. 1-5: Menerima Diri dan Menjaga Kehidupan Sosial 1. Tidak apa-apa menjadi orang aneh Penting banget menjadi diri sendiri dan menerima keunikan kita, meskipun sering dianggap aneh oleh orang lain. Keberanian untuk tampil beda bisa menjadi modal berharga. Ini adalah prinsip yang sudah gw pegang sejak lama. Gw gak pernah ragu untuk di pandang aneh karena pemikiran yang berbeda dari kebanyakan orang. 2. Jangan gosipin orang Hindari pembicaraan yang tidak produktif dan fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat. Ini mengajarkan kita untuk lebih...

[CERPEN] Gus Miftah Gagal Seleksi PPPK Karena Tukang Es Teh

Sebuah Cerpen dari Catatan Alvi. Di sebuah desa bernama Ketapang Sari, Gus Miftah dikenal sebagai tokoh agama yang selalu membawa suasana ceria ke mana pun dia pergi. Ia sering berdakwah di tempat-tempat tak biasa, seperti warung kopi, pasar malam, bahkan di depan gerobak bakso. Karismanya memikat siapa saja, tetapi ada satu kelemahan Gus Miftah: dia kadang suka berbicara terlalu ceplas-ceplos. Hari itu, kabar mengenai seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mulai ramai dibicarakan. Posisi untuk guru agama dibuka, dan Gus Miftah merasa terpanggil. “Insya Allah, ini kesempatan bagus,” ujar Gus Miftah kepada santrinya. “Kalau saya diterima, bisa jadi jalan dakwah yang lebih luas.” Santri-santrinya mendukung penuh. “Tapi Gus,” kata Mukhlas, salah satu santri senior, “kalau ikut seleksi, Gus harus lebih hati-hati bicara. Kadang celetukan Gus bikin orang lain baper.” “Ah, itu kan cuma gaya saya. Santai saja, Mukhlas,” jawab Gus Miftah sambil tersenyum lebar. --- Ha...