Hai guys. Dengan gw Alvi. Pernah nggak sih merasa emosi banget terus melakukan sesuatu terus ujung-ujungnya nyesel karena nggak mikir panjang untuk melakukan hal tersebut? Atau, pernah gak tiba-tiba bikin keputusan cuma gara-gara terpengaruh omongan orang lain? Kalau iya, kamu nggak sendirian. Sebenarnya itu wajar. Tapi kita juga harus tau kalau itu adalah sesuatu yang salah.
Gw akan mulai dengan sebuah pertanyaan "Siapakah aku?" Jawaban sederhananya, aku adalah pemilik semua yang aku miliki. Pikiranku, perasaanku dan tubuhku adalah milikku. Artinya aku bukanlah pikiranku, perasaanku dan tubuhku. Harusnya aku yang mengendalikan milikku. Jangan sampai milikku yang mengendalikan aku. Kalau aku punya uang artinya jangan sampai uang mengendalikan aku. Semoga sampai sini bisa di pahami ya.
Pikiran dan Perasaan Itu Hanya Input
Kita sering lupa (Atau bahkan gak tau) kalau pikiran dan perasaan itu harusnya cuma sebagai input buat diri kita (aku), sama selayaknya masukan yang kita terima dari orang lain. Bedanya, pikiran dan perasaan berasal dari dalam, jadi sering banget bikin kita bias dalam berpikir.
Contoh sederhana: ada orang sakit hati, terus dia marah-marah atau bahkan menyakiti orang lain. Ini bukti kalau dia membiarkan perasaannya ngambil alih diri kita. Atau, ada orang yang resign cuma gara-gara denger gosip dari teman kantor. Itu juga tanda kalau dia keburu terpengaruh tanpa mikir panjang. Artinya, dirinya di kendalikan oleh orang lain.
Lalu apa bedanya pengaruh dari orang lain dan pengaruh dari perasaan & pikiran sendiri? Jawabannya: nggak ada bedanya sama sekali. Keduanya cuma masukan, dan tugas kita adalah memilih mana yang layak untuk diikuti. Ketika terpikir untuk memukul orang, atau ketika di hasut orang lain untuk memukul orang sebenarnya kita (aku) bukanlah tukang pukul. Tapi ketika kita bener - bener mukul orang lain, saat itulah kamu (aku) menjadi tukang pukul.
Stop Jadi Korban Emosi
Kalau nggak hati-hati, kita bisa jadi korban pikiran dan perasaan kita sendiri. Jadi, gimana caranya supaya nggak kebawa emosi? Ada beberapa tips sederhana yang menurut gw layak untuk di pertimbangkan :
1. Sadari Apa yang Kita (Aku) Rasakan
Lagi senang, sedih, atau marah? Itu adalah bagian dari perasaan. Tahan dulu sebelum bereaksi. Dengan menyadari emosi, kita bisa mengambil waktu untuk berpikir sebelum bertindak.
2. Evaluasi Masukan
Baik itu masukan dari perasaan (dalam) atau orang lain (luar), tanyakan ke diri sendiri ;
Apakah ini benar?
Apakah ini baik buat aku?
Apakah aku akan menyesal kalau aku mengikuti ini?
3. Tenang Dulu Sebelum Bertindak
Jangan buru-buru. Kadang, jeda beberapa menit saja sudah bisa membuat kita berpikir lebih jernih.
4. Cari Dukungan Positif
Teman yang mendukung atau lingkungan yang sehat bisa bantu kita melihat situasi dengan sudut pandang yang lebih baik.
5. Hidupku Ada dalam Kendaliku
Kunci dari semuanya adalah kesadaran. Jawaban menurut filsuf tentang pertanyaan "siapakah aku?" adalah bahwa aku adalah kesadaranku. Pikiran dan perasaan itu cuma alat bantu, bukan kompas hidup yang nggak boleh dibantah. Selalu ingat, aku yang pegang kendali atas aku. Jangan biarkan pikiran, perasaan atau masukan dari luar membajak keputusan kita.
Kalau ada satu hal yang harus diingat dari tulisan ini, adalah: dengerin masukan baik dari pikiran, perasaan, atau orang lain (hal di luar diriku), tapi jangan lupa di filter. Kita yang tahu apa yang terbaik untuk diri kita sendiri.
Oke singkat saja tulisan gw kali ini. Kebetulan gw lagi sakit dan semalam sempat di infus vitamin dan obat. Sempat merenung, kemungkinan gw sakit karena terlalu stress dan overtinking. Artinya pikiran gw lagi mengendalikan gw.
Tujuan gw nulis ini sebenarnya 100% sebagai pengingat gw akan sesuatu yang sudah gw yakin sejak lama tentang eksistensi Aku namun masih sering gagal untuk menerapkannya. Buat yang gak sengaja baca semoga bisa ada manfaat yang bisa di ambil. Ajakan gw adalah, yuk mulai belajar lebih sadar dalam setiap tindakan. Jangan buru-buru. Ambil nafas, pertimbangkan baik-baik, dan pastikan keputusanmu benar-benar datang dari tempat yang bijak. 😊
Salam hangat,
-Alvi-
Komentar
Posting Komentar