Langsung ke konten utama
Selamat datang di Catatan Alvi - Sebuah jejak pemikiran. Karena saya mulai mudah lupa.

Belajar Memaafkan Tanpa Menunggu Permintaan Maaf — Cara Jadi Kokoh Biar Nggak Selamanya Terikat Luka

Hai guys. Dengan gw Alvi. Gw mau bahas satu hal yang sering dianggap sepele tapi berdampak besar, yaitu  kita diajarin minta maaf sejak kecil , tapi jarang diajarin gimana caranya memaafkan orang (sekalipun orang itu nggak pernah minta maaf). Bagus sih anak harus diajar minta maaf karena itu soal tanggung jawab. Ketika salah maka harus minta maaf supaya dimaafkan. Biasanya anak kecil disuruh salaman sama orang tua atau guru. Dan kebiasaan tersebut bisa membuat kita menyimpulkan kalau memaafkan itu harus ada yang duluan minta maaf. Masalahnya, kalo kita cuma bisa memaafkan kalau ada kata "maaf" duluan, hidup bakal penuh tunggu-tungguan. Padahal, memaafkan tanpa diminta itu penting buat kesehatan hati kita sendiri. Bayangin aja, orang udah minta maaf aja belum tentu kita bisa maafin, apa lagi ini orangnya gak sadar kalau sudah melukai kita. Waktu kecil kemungkinan kita tinggal di lingkungan homogen . Misalnya kaya gw, tinggal di lingkungan yang mayoritas beragama Katolik dan ...

Tentang

Selamat datang di Catatan Alvi. Tujuan awal dari blog ini adalah supaya blog lama gw bisa satu domain dengan blog gw bersama istri (tresnaku.id). Tapi karena blog sebelumnya menggunakan wordpress dan gw belum berhasil menemukan cara migrasi artikel dari wordpress ke blogspot maka gw akan pindahkan beberapa artikel yang menurut gw menarik secara manual dari Alvi Punya Cerita (alvipunyacerita.wordpress.com) ke Catatan Alvi (alvi.tresnaku.id).

Gw bukan blogger profesional. Gw cuma pernah punya cita - cita jadi penulis seperti Raditya Dika dan sampai sekarang masih belum bisa menerima fakta bahwa gw sudah gagal mengejar cita - cita tersebut. Gw suka berbagi sudut pandang dan sejujurnya berharap ada yang pro dan kontra karena dari situ lah kita akan bertumbuh.

Semoga apa yang ada di blog ini bisa berguna bagi siapapun yang membaca. Atau setidaknya berguna bagi diri gw sendiri supaya gw punya tempat untuk terus mengasah kemampuan menulis gw.

Salam hangat,

-Alvi-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika

Walaupun umur gw sekarang masih 31 tapi tidak ada salahnya belajar dari orang berusia 40 tahun. Apa lagi Raditya Dika adalah idola gw sejak jaman SMP ketika penampilah dia selalu terlihat seperti orang baru bangun tidur. hahaha. Dari 40 poin yang di sampaikan Radit, yang menurut gw paling penting dan gw setuju banget adalah nomor 32. Oke langsung aja 40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika yang gw simak dari youtube Raditya Dika. 1-5: Menerima Diri dan Menjaga Kehidupan Sosial 1. Tidak apa-apa menjadi orang aneh Penting banget menjadi diri sendiri dan menerima keunikan kita, meskipun sering dianggap aneh oleh orang lain. Keberanian untuk tampil beda bisa menjadi modal berharga. Ini adalah prinsip yang sudah gw pegang sejak lama. Gw gak pernah ragu untuk di pandang aneh karena pemikiran yang berbeda dari kebanyakan orang. 2. Jangan gosipin orang Hindari pembicaraan yang tidak produktif dan fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat. Ini mengajarkan kita untuk lebih...

Belajar Menjadi Suami Yang Baik untuk Keluarga Harmonis

Menjadi suami adalah tantangan yang penuh makna. Setiap laki-laki bisa menciptakan rumah tangga yang penuh cinta dan kebahagiaan. Gw yakin, peran suami lebih dari sekedar mencari nafkah. Suami harus menjadi pembentuk fondasi kasih sayang yang kuat 1 . Komunikasi sangat penting dalam hubungan. 65% pasangan setuju, komunikasi yang baik membuat rumah tangga harmonis 1 . Belajar menjadi suami yang baik berarti belajar mendengarkan dan berbagi. Perjalanan menjadi suami yang baik sangat sangat sangat tidak mudah. Sengaja gw kasih penekanan karena gw betul - betul mengalaminya. Tapi, dengan komitmen, kita para suami bisa terus belajar dan berkembang bersama pasangan. Setiap tantangan adalah kesempatan untuk memperkuat ikatan cinta dan saling pengertian dalam keluarga. Poin Utama Komunikasi adalah fondasi hubungan yang kuat Suami berperan aktif dalam membangun keluarga harmonis Empati dan dukungan adalah kunci keberhasilan pernikahan Belajar menjadi suami yang baik adalah proses berk...

Aku, Pikiranku, Perasaanku

Hai guys. Dengan gw Alvi. Pernah nggak sih merasa emosi banget terus melakukan sesuatu terus ujung-ujungnya nyesel karena nggak mikir panjang untuk melakukan hal tersebut? Atau, pernah gak tiba-tiba bikin keputusan cuma gara-gara terpengaruh omongan orang lain? Kalau iya, kamu nggak sendirian. Sebenarnya itu wajar. Tapi kita juga harus tau kalau itu adalah sesuatu yang salah. Gw akan mulai dengan sebuah pertanyaan "Siapakah aku?" Jawaban sederhananya, aku adalah pemilik semua yang aku miliki. Pikiranku, perasaanku dan tubuhku adalah milikku. Artinya aku bukanlah pikiranku, perasaanku dan tubuhku. Harusnya aku yang mengendalikan milikku. Jangan sampai milikku yang mengendalikan aku. Kalau aku punya uang artinya jangan sampai uang mengendalikan aku. Semoga sampai sini bisa di pahami ya. Pikiran dan Perasaan Itu Hanya Input Kita sering lupa (Atau bahkan gak tau) kalau pikiran dan perasaan itu harusnya cuma sebagai input buat diri kita (aku), sama selayaknya masukan yang kita ...