Hai guys. Dengan gw Alvi. Hari ini kita bakal ngobrolin sesuatu yang lagi ramai banget di dunia percintaan tahun 2025. Bukan cuma soal siapa yang ngajak jalan duluan atau siapa yang suka ngilang tiba-tiba, tapi lebih dalam lagi—tentang bagaimana tren-tren cinta sekarang bikin kita mikir ulang soal hubungan. Siapin teh hangat dan hati yang terbuka, karena kita bakal bahas ini dengan santai. Apa Jadinya Cinta di Tahun 2025? Image by Ivana Tomášková from Pixabay Kalau dulu cinta itu diungkapkan lewat surat wangi yang dititipkan ke teman sebangku, sekarang cukup dengan emoji hati di WhatsApp, atau soft-launch story bareng seseorang yang "belum tentu pacar". Dunia berubah. Begitu juga cara orang menjalin hubungan. Tahun 2025 membawa banyak tren percintaan baru. Ada yang masih memegang teguh kencan tradisional, ada juga yang mulai menjajaki gaya hubungan modern seperti open relationship atau poli-pairing. Belum lagi istilah-istilah baru seperti ghosting, breadcrumbi...
Hai guys. Dengan gw Alvi. Judul tulisan gw kali ini gw kutip dari sebuah buku yang ditulis oleh Susan Cain berjudul Quiet : The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking. Ini bukan ringkasan atau review atau sinopsis dari buku Quiet ya guys. Kalau ada yang lagi cari sinopsis buku Quiet di google terus nyasar kesini bisa langsung undo kalau sedang terburu – buru. Atau kalau punya sedikit waktu bisa baca beberapa paragraf dulu. Siapa tau apa yang akan gw ceritakan ini mirip seperti yang kalian sedang atau pernah rasakan. Oke lanjut. Banyak orang mengira kalau orang seperti gw dan teman – teman lain yang hobi nulis di blog kaya gini adalah orang yang pendiam. Hmm. Bisa jadi kalian benar. Kalau gw berpikir; bisa jadi sejatinya kami adalah orang – orang yang tidak banyak suara. Gw sebut “sejatinya” karena memang gak semua orang pendiam itu terlihat tidak banyak bersuara. Dan yang uniknya, tidak semua orang yang terlihat tidak banyak bersuara merasa pendiam. Sebuah fakta uni...