Halo guys dengan Alvi di sini. Di artikel sebelumnya gw pernah cerita kalau gw lagi proses interview untuk posisi yang sangat gw inginkan. Yaitu Manager.
Secara singkat cerita sebenarnya gw cuma mau cerita kalau gw berhasil mendapatkan posisi itu. Tapi gw mau ceritakan dalam sudut pandang yang berbeda. Yang sebenarnya baru gw sadari barusan sepulang dari gereja.
Jujur ini spiritual banget. Ini gw nulis dalam kondisi yang masih gak percaya dengan apa yang terjadi.
Walaupun cerita ini adalah pengalaman spiritual gw sebagai seorang Katolik, tapi gw yakin apa yang gw alami akan bisa berlaku di agama apapun. Jadi gak ada salahnya apapun agama kalian untuk menyempatkan baca tulisan gw sampai selesai.
Gw itu tipe orang yang ingin berkembang dengan sangat cepat. Gw selalu punya rencana untuk step selanjutnya dan akan mengusahakan secara maksimal untuk mendapatkannya. Setelah rencana gw tercapai maka gw akan lanjut dengan target berikutnya dan akan berupaya maksimal untuk sampai di step berikutnya.
Mungkin ada yang bilang capek banget hidup gw. Tapi sejujurnya gw bisa enjoy dengan semua prosesnya.
Gw pernah punya target dalam karir yaitu harus mencapai level manager di umur 25 tahun.
Dari awal 2019 gw memberanikan diri untuk mulai apply lowongan - lowongan kerja untuk posisi manager. Mengingat pada saat itu umur gw memang sudah 25 tahun.
Bukannya tidak mau mengejar posisi manager di kantor gw saat itu, tapi bos gw pada saat itu memang lebih percaya pada sosok wanita untuk menjadi finance manager. Mau tidak mau gw harus cari perusahaan lain.
Waktu itu gw mengira kalau untuk menjadi manager dengan pengalaman terakhir asisten manager adalah hal yang mudah. Tapi faktanya hampir 2 tahun mencoba melamar posisi manager selalu gagal.
Gw berusaha semaksimal mungkin yang gw bisa. Tidak lupa juga gw berdoa, berpuasa dan malaksanakan kewajiban agama gw.
Oke lanjut.
Gw berdoa supaya Tuhan bantu gw untuk mencapai target gw tersebut. Gw merasa yakin 100% kalau gw bisa bertanggung jawab atas posisi yang gw impikan tersebut. Tapi nyatanya memang belum tercapai di umur gw yang sudah 26 tahun pada saat itu.
Hingga akhirnya pandemi covid-19 tidak terasa berlangsung hampir 2 tahun tanpa kejelasan kapan akan berakhir.
Tidak bisa ke Gereja selama hampir 2 tahun dan selama hampir 2 tahun itu juga gw hanya bisa melakukan misa (ibadah) secara online di rumah. Hal tersebut membuat gw rasanya kangeeeeennn bangeeett pengen misa di gereja lagi. Sumpah kangen banget pengen ke Gereja. Bosen misa online terus.
Pernah ada kejadian nyebelinnya ketika sedang mengikuti misa online di TVRI. Masa iya acara ibadah dikasih iklan? Kan konyol. Untungnya setiap gereja bikin misa online di youtube channel masing – masing gereja. Jadi gw bisa memilih misa online di Channel Youtube Gereja – Gereja yang belum pernah gw kunjungi. Hmm.
Mungkin teman – teman Muslim belum tau kalau gereja di Indonesia itu dikit banget. Makanya untuk gereja di kota besar untuk ibadah yang harusnya di hari Minggu di buat juga di hari Sabtu. Dan di hari Minggunya bisa ada 3 – 4 kali misa karena memang jumlah umatnya sangat tidak sebanding dengan jumlah gereja. Dan itu dalam kondisi normal
Disaat pandemi seperti ini hampir semua gereja di Jabodetabek menerapkan kapasitas hanya 25% dari kapasitas seharusnya dan cuma 1 kali misa yaitu di hari Minggu. Artinya harus bergilir dengan sistem antrian yang ada dan sisanya misa online. Selama hampir 2 tahun pandemi gw baru ngerasain ke gereja 2 kali. Kebayang gak sih betapa kangennya gw untuk ke gereja?
Sampai akhirnya secara tidak sadar yang biasanya gw berdoa minta pekerjaan yang lebih baik, gw jadi berdoa minta supaya gw bisa ke gereja setiap Minggu. Tidak lupa juga gw menjalankan puasa. Di masa prapaskah (masa sebelum paskah) gw benar-benar puasa 40 hari. Jujur, ini pertama kalinya gw full puasa selama 40 hari di masa prapaskah. Setiap ada yang ngajak makan untungnya gw selalu punya jawaban untuk ngeles. Gw gak mau aja ada yang tau kalau gw lagi puasa. Gak seru aja puasa tanpa godaan. hihihi.
For you information, puasanya katolik sedikit beda. Konsepnya adalah makan 1 kali dalam sehari (24jam). Boleh minum air putih dan boleh makan di jam berapapun yang penting cuma 1 kali dan tidak ada jam sahur dan berbuka. Paskah itu seperti lebaran di mana sebelumnya (masa prapaskah) ada masa puasa dan pantang selama 40 hari.
Oke lanjut.
Sampai suatu ketika akhirnya tiba – tiba gw dapat panggilan interview untuk posisi manager tapi penempatan di Palu, Sulawesi Tengah. Gw ambil kesempatan itu walaupun berat harus jauh dari keluarga dan pacar. Gw yakin Tuhan punya rencana yang sangat baik.
Hari ini, saat gw menulis artikel ini, sudah 3 minggu gw merantau di Palu dan selama 3 minggu di Palu Puji Tuhan gw selalu bisa ke Gereja setiap hari Minggu karena umat Katolik di sini memang sedikit.
Gokil gak tuh?
Setiap Minggu gw bisa ikut misa di gereja tanpa harus bergiliran. Tuhan tempatkan gw di suatu kota di mana gw bisa ikut misa di gereja setiap hari Minggu. Selama hampir 2 tahun gw minta pekerjaan yang lebih baik dan Tuhan baru kabulkan ketika yang gw minta adalah pengen bisa ke Gereja setiap Minggu.
Hari ini gw benar-benar baru sadar kalau ketika gw mengutamakan kepentingan Tuhan di atas kepentingan gw maka harapan – harapan gw juga akan ikut termudahkan. Dan gw yakin ini juga berlaku untuk kita semua apapun agama kita.
Semoga menginspirasi.
Sekian atikel kali ini. Like, share dan follow / subscribe jika kalian suka dengan artikel ini. Terima kasih sudah membaca.
Salam Anget,
-Alvi-
Note : Artikel ini pernah saya posting di blog lama saya yaitu alvipunyacerita.wordpress.com pada 2 Mei 2021
Komentar
Posting Komentar