Langsung ke konten utama
Selamat datang di Catatan Alvi - Sebuah jejak pemikiran. Karena saya mulai mudah lupa.

Belajar Memaafkan Tanpa Menunggu Permintaan Maaf — Cara Jadi Kokoh Biar Nggak Selamanya Terikat Luka

Hai guys. Dengan gw Alvi. Gw mau bahas satu hal yang sering dianggap sepele tapi berdampak besar, yaitu  kita diajarin minta maaf sejak kecil , tapi jarang diajarin gimana caranya memaafkan orang (sekalipun orang itu nggak pernah minta maaf). Bagus sih anak harus diajar minta maaf karena itu soal tanggung jawab. Ketika salah maka harus minta maaf supaya dimaafkan. Biasanya anak kecil disuruh salaman sama orang tua atau guru. Dan kebiasaan tersebut bisa membuat kita menyimpulkan kalau memaafkan itu harus ada yang duluan minta maaf. Masalahnya, kalo kita cuma bisa memaafkan kalau ada kata "maaf" duluan, hidup bakal penuh tunggu-tungguan. Padahal, memaafkan tanpa diminta itu penting buat kesehatan hati kita sendiri. Bayangin aja, orang udah minta maaf aja belum tentu kita bisa maafin, apa lagi ini orangnya gak sadar kalau sudah melukai kita. Waktu kecil kemungkinan kita tinggal di lingkungan homogen . Misalnya kaya gw, tinggal di lingkungan yang mayoritas beragama Katolik dan ...

Weekend Gabut Akhirnya Bikin Blog Lagi

Gw gak tau apakah kalian merasakan ini juga atau cuma gw aja yang merasakan. Gw merasa di usia gw yang sudah menginjak kepala 3 ini gw merasa kangen banget sama hobi - hobi gw di saat jaman sekolah dulu. Tiba - tiba gw jadi benerin gitar di bengkel dan mulai suka genjreng - genjreng lagi. Tiba - tiba gw juga jadi pengen ngulik rubik lagi dan akhirnya membeli 2 buah rubik yang sebenernya dulu gw pernah punya tapi gw mau beli yang versi mahalnya. Dan di weekend ini tiba - tiba gw kangen nulis di blog yang akhirnya membuat gw membuat lagi blog baru yang gw beri nama Catatan Alvi.

Hari Sabtu - Minggu ini gw sibuk repost beberapa artikel blog lama gw yang gw anggap menarik dan punya banyak pelajaran. Berhubung sebentar lagi istri gw bakal lahiran dan gw akan resmi menjadi seorang ayah, rasanya gw perlu meninggalkan jejak yang akan bisa di baca oleh anak - anak gw nanti supaya mereka bisa tau bagaimana gw menjalani masa remaja, masa alay dan masa hidup gw lainnya yang pastinya akan memberi mereka pandangan yang luas tentang hidup.

Logo Catatan Alvi

Itu artinya artikel ini adalah artikel pertama di Catatan Alvi yang bukan hasil repost dan semoga gw bisa rutin nulis karena gw tau banget nulis itu adalah cara yang bagus untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan berkreatifitas. Saat kita mampu menulis dengan baik maka kemampuan berpikir kita tidak perlu di ragukan lagi karena kita terbiasa berpikir yang terstruktur bukan sekedar berpikir abstrak.

Btw hari ini Minggu 17 November 2024 gw dan istri kesiangan untuk pergi ke gereja pagi. Satu jam lagi yaitu jam 17.00 ada Misa sore dan gw menyempatkan untuk nulis satu artikel ini karena istri gw masih tidur siang. Kebetulan rumah kami deket banget sama gereja dan cuma perlu waktu 5 menit untuk sampai dengan motor. Setelah pulang gereja rencananya kami mau bikin konten tiktok sebentar lalu gw mau lanjut ngerjain beberapa kerjaan supaya besok Senin bisa sedikit santai kerjanya di kantor.

Entah kenapa setiap Minggu Sore gw ngerasa panik kalau ingat besok adalah Senin. Kalian merasakan itu juga gak? Iya entah kenapa rasanya kaya gak nyaman untuk ngebayangin hari senin besok. Sebenernya solusi terbaiknya gw udah tau banget. Solusinya adalah jangan mikirin besok dan nikmatilah sisa weekend ini dengan santai bersama istri. Tapi ya memang susah mengendalikan pikiran sendiri ketika kita lagi gabut gini. Mari kita produktif supaya tidak overthinking hehehe.

Salam hangat,

-Alvi-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku, Pikiranku, Perasaanku

Hai guys. Dengan gw Alvi. Pernah nggak sih merasa emosi banget terus melakukan sesuatu terus ujung-ujungnya nyesel karena nggak mikir panjang untuk melakukan hal tersebut? Atau, pernah gak tiba-tiba bikin keputusan cuma gara-gara terpengaruh omongan orang lain? Kalau iya, kamu nggak sendirian. Sebenarnya itu wajar. Tapi kita juga harus tau kalau itu adalah sesuatu yang salah. Gw akan mulai dengan sebuah pertanyaan "Siapakah aku?" Jawaban sederhananya, aku adalah pemilik semua yang aku miliki. Pikiranku, perasaanku dan tubuhku adalah milikku. Artinya aku bukanlah pikiranku, perasaanku dan tubuhku. Harusnya aku yang mengendalikan milikku. Jangan sampai milikku yang mengendalikan aku. Kalau aku punya uang artinya jangan sampai uang mengendalikan aku. Semoga sampai sini bisa di pahami ya. Pikiran dan Perasaan Itu Hanya Input Kita sering lupa (Atau bahkan gak tau) kalau pikiran dan perasaan itu harusnya cuma sebagai input buat diri kita (aku), sama selayaknya masukan yang kita ...

40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika

Walaupun umur gw sekarang masih 31 tapi tidak ada salahnya belajar dari orang berusia 40 tahun. Apa lagi Raditya Dika adalah idola gw sejak jaman SMP ketika penampilah dia selalu terlihat seperti orang baru bangun tidur. hahaha. Dari 40 poin yang di sampaikan Radit, yang menurut gw paling penting dan gw setuju banget adalah nomor 32. Oke langsung aja 40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika yang gw simak dari youtube Raditya Dika. 1-5: Menerima Diri dan Menjaga Kehidupan Sosial 1. Tidak apa-apa menjadi orang aneh Penting banget menjadi diri sendiri dan menerima keunikan kita, meskipun sering dianggap aneh oleh orang lain. Keberanian untuk tampil beda bisa menjadi modal berharga. Ini adalah prinsip yang sudah gw pegang sejak lama. Gw gak pernah ragu untuk di pandang aneh karena pemikiran yang berbeda dari kebanyakan orang. 2. Jangan gosipin orang Hindari pembicaraan yang tidak produktif dan fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat. Ini mengajarkan kita untuk lebih...

[CERPEN] Gus Miftah Gagal Seleksi PPPK Karena Tukang Es Teh

Sebuah Cerpen dari Catatan Alvi. Di sebuah desa bernama Ketapang Sari, Gus Miftah dikenal sebagai tokoh agama yang selalu membawa suasana ceria ke mana pun dia pergi. Ia sering berdakwah di tempat-tempat tak biasa, seperti warung kopi, pasar malam, bahkan di depan gerobak bakso. Karismanya memikat siapa saja, tetapi ada satu kelemahan Gus Miftah: dia kadang suka berbicara terlalu ceplas-ceplos. Hari itu, kabar mengenai seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mulai ramai dibicarakan. Posisi untuk guru agama dibuka, dan Gus Miftah merasa terpanggil. “Insya Allah, ini kesempatan bagus,” ujar Gus Miftah kepada santrinya. “Kalau saya diterima, bisa jadi jalan dakwah yang lebih luas.” Santri-santrinya mendukung penuh. “Tapi Gus,” kata Mukhlas, salah satu santri senior, “kalau ikut seleksi, Gus harus lebih hati-hati bicara. Kadang celetukan Gus bikin orang lain baper.” “Ah, itu kan cuma gaya saya. Santai saja, Mukhlas,” jawab Gus Miftah sambil tersenyum lebar. --- Ha...