Coco adalah seekor kucing yang memiliki ekor pendek. Sepanjang hidupnya dia selalu merasa tidak bahagia karena bagi kucing ekor mereka adalah kebahagiaannya. Ketika kucing lain bisa meraih ekornya, Coco hanya bisa bersedih dan merasa iri dengan kucing lain. Coco sudah sering berusaha mengejar ekornya dengan berputar – putar. Namun sayangnya karena ekornya pendek maka tidak bisa dia raih. Jangankan untuk diraih, untuk dilihatpun sulit.
Suatu saat ketika Coco sedang merenungi nasibnya yang tidak pernah merasa bahagia tiba – tiba datang lah Peri Kucing bernama Miki. Peri Miki tau apa yang membuat Coco bersedih.
Lalu terjadilah percakapan berikut;
Miki : Kenapa harus bersedih hanya karena tidak bisa meraih ekormu?
Coco : Siapa kamu? Kenapa kamu tau apa yang aku rasakan dan pikirkan?
Miki : Aku Miki si Peri kucing. Aku sudah lama memperhatikan kamu. Bukankah walaupun ekormu tidak bisa diraih kamu tetap memilikinya? Bukankah ekormu selalu ada dimanapun kamu berada dan kemanapun kamu melangkah?
Coco : Oiya kamu benar juga ya. Aku baru menyadarinya.
Miki : Kamu jangan seperti Manusia yang sudah diciptakan bersama kebahagiaannya sejak lahir namun mereka masih sibuk mencari – cari kebahagiaan dan selalu menyalahkan keadaan yang mereka anggap membuat mereka merasa tidak bahagia. Padahal kebahagiaan itu tidak perlu dikejar dan dicari. Sesuatu yang bisa dikejar dan dicari pasti bisa lari dan hilang. Sedangkan kebahagiaan itu sifatnya kekal. Tuhan sendiri yang memberikan sejak manusia lahir. Tapi mereka tidak menyadarinya. Mereka malah mengejar sesuatu yang dianggap akan memberikan kebahagiaan.
Coco : Wah kasihan ya manusia. Terima kasih ya Peri sudah mengingatkan aku. Sekarang aku sudah bisa menyadari kebahagiaanku. Sependek apapun ekorku aku tetap memilikinya. Aku sangat merasa bahagia sekarang.
Miki : Sama – sama Coco. Oh iya mulai besok kalau kamu bertemu manusia tolong di hibur ya. Kasihan. Mereka tidak menyadari kalau mereka itu pribadi yang berbahagia. Kalau mereka mengajak kamu main tolong diikuti saja ya maunya biar mereka senang. Kalau mereka gendong – gendong kamu yasudah nurut aja. Kasian. Biar mereka senang.
Coco : Oke deh Peri.
Semenjak saat itu Coco sudah tidak pernah merasa tidak bahagia lagi karena dia sadar walaupun ekornya tidak bisa dilihat dan diraih tapi dia tetap memilikinya.
Jadi udah tau kan kenapa kucing suka nurut aja kalo dimain – mainin? Ya karena kasihan sama manusia. Hahahaha. Bercanda ya guys. Cerita diatas cuma cerita fiksi yang gw buat ditengah kegabutan di kosan. Semoga cerita diatas bisa memberikan pelajaran tentang kebahagiaan yang sejatinya adalah anugerah dari Tuhan yang sifatnya adalah kekal dan abadi. Tidak bisa dicari dan diambil, tidak bisa ditemukan dan hilang. Kebahagiaan hanya perlu disadari sebagai bagian tak terpisahkan dari diri kita masing – masing. Semoga kita semua senantiasa menjadi pribadi yang menyadari kebahagiaan
Salam Anget,
Alvi
Note : Artikel ini pernah saya posting di blog lama saya yaitu alvipunyacerita.wordpress.com pada 29 Agustus 2023
Komentar
Posting Komentar