Langsung ke konten utama
Selamat datang di Catatan Alvi - Sebuah jejak pemikiran. Karena saya mulai mudah lupa.

Belajar Memaafkan Tanpa Menunggu Permintaan Maaf — Cara Jadi Kokoh Biar Nggak Selamanya Terikat Luka

Hai guys. Dengan gw Alvi. Gw mau bahas satu hal yang sering dianggap sepele tapi berdampak besar, yaitu  kita diajarin minta maaf sejak kecil , tapi jarang diajarin gimana caranya memaafkan orang (sekalipun orang itu nggak pernah minta maaf). Bagus sih anak harus diajar minta maaf karena itu soal tanggung jawab. Ketika salah maka harus minta maaf supaya dimaafkan. Biasanya anak kecil disuruh salaman sama orang tua atau guru. Dan kebiasaan tersebut bisa membuat kita menyimpulkan kalau memaafkan itu harus ada yang duluan minta maaf. Masalahnya, kalo kita cuma bisa memaafkan kalau ada kata "maaf" duluan, hidup bakal penuh tunggu-tungguan. Padahal, memaafkan tanpa diminta itu penting buat kesehatan hati kita sendiri. Bayangin aja, orang udah minta maaf aja belum tentu kita bisa maafin, apa lagi ini orangnya gak sadar kalau sudah melukai kita. Waktu kecil kemungkinan kita tinggal di lingkungan homogen . Misalnya kaya gw, tinggal di lingkungan yang mayoritas beragama Katolik dan ...

Pengalaman Pertama Liburan di Pangandaran

Kali ini gue akan share pengalaman pertama liburan di Pangandaran. Kalian tau gak sih Pangandaran itu apa dan dimana? Jadi, Pangandaran adalah sebuah Kabupaten yang berada di Jawa Barat. Posisinya tidak jauh dari Provinsi Jawa Tengah. Tapi itu kalo di peta ya. Dan jangan berpikir untuk jalan kaki dari Jawa Tengah ke Pangandaran.

Waktu itu (14/06/2015) gue pergi ke Pangandaran (dari Planet Bekasi) dalam rangka liburan bersama karyawan kantor gue. Kami sepakat untuk pergi ke Pangandaran karena kami penasaran dengan tempat yang katanya eksotis banget yang bernama Green Canyon. Pernah denger? Kalo belum pernah silahkan browsing dan pelototin deh gambar - gambarnya. Gue jamin kalian langsung pengen dateng ke Pangandaran. Namun setelah menghubungi pihak Event Organizer ternyata Pangandaran memiliki banyak tempat wisata yang mereka jamin akan seru banget selain Green Canyon.. Wiiiih.. Penasaran banget gue waktu itu. Dan gue harus bersabar sampai di hari H untuk berangkat kesana.

Gue berangkat dari Bekasi pukul 23.00 WIB dan sampai di Pangandaran pukul 06.00 WIB. Berapa jam itu? Silahkan hitung sendiri. ^_^

Setelah sarapan dan mandi kami langsung menuju tempat utamanya yaitu Green Canyon. Dan ini foto - fotonya.







Nah, masih dihari yang sama setelah dari Green Canyon kami langsung pergi ke obyek wisata Pangandaran yang gak kalah asiknya juga. Kami pergi ke CITUMANG GREEN VALLEY.

Ini dia foto - fotonya.


























Setelah dari CITUMANG GREEN VALLEY dan masih dihari yang sama kami pergi lanjut ke PANTAI BATU HIU untuk menikmati sunset sebelum pulang ke hotel untuk beristirahat.

Ini dia foto - fotonya.








Setelah seharian berwisata ria akhirnya kami pulang ke hotel untuk beristirahat. Perlu gue tampilin juga fotonya? Oke.. Oke. Oke..

Keesokan harinya perjalanan kami adalah jalan - jalan santai di PANTAI PANGANDARAN yang tidak jauh dari hotel. Dari Pantai Pangandaran kami langsung naik perahu bermotor untuk menuju ke pulau penangkaran kera yang didalamnya terdapat beberapa gua alami yang memiliki macam - macam mitos dan keunikan. Dan ini dia foto - fotonya.













Nah itulah sedikit cerita jalan - jalan gue ke Pangandaran. Untuk biayanya gak terlalu mahal. Kalo gak salah per orang dikenakan biaya 1.200.000 rupiah sudah termasuk transport, hotel, makan 7x, tiket masuk obyek wisata, dll. Berminat ke Pangandaran? Kalo mau kesana, gue bersedia kok untuk diajak. Tapi bayarin ya.. ^_^

Yaudah gitu aja sih.

Note : Artikel ini pernah saya posting di blog lama saya yaitu alviblog.com pada 2 Juli 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku, Pikiranku, Perasaanku

Hai guys. Dengan gw Alvi. Pernah nggak sih merasa emosi banget terus melakukan sesuatu terus ujung-ujungnya nyesel karena nggak mikir panjang untuk melakukan hal tersebut? Atau, pernah gak tiba-tiba bikin keputusan cuma gara-gara terpengaruh omongan orang lain? Kalau iya, kamu nggak sendirian. Sebenarnya itu wajar. Tapi kita juga harus tau kalau itu adalah sesuatu yang salah. Gw akan mulai dengan sebuah pertanyaan "Siapakah aku?" Jawaban sederhananya, aku adalah pemilik semua yang aku miliki. Pikiranku, perasaanku dan tubuhku adalah milikku. Artinya aku bukanlah pikiranku, perasaanku dan tubuhku. Harusnya aku yang mengendalikan milikku. Jangan sampai milikku yang mengendalikan aku. Kalau aku punya uang artinya jangan sampai uang mengendalikan aku. Semoga sampai sini bisa di pahami ya. Pikiran dan Perasaan Itu Hanya Input Kita sering lupa (Atau bahkan gak tau) kalau pikiran dan perasaan itu harusnya cuma sebagai input buat diri kita (aku), sama selayaknya masukan yang kita ...

40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika

Walaupun umur gw sekarang masih 31 tapi tidak ada salahnya belajar dari orang berusia 40 tahun. Apa lagi Raditya Dika adalah idola gw sejak jaman SMP ketika penampilah dia selalu terlihat seperti orang baru bangun tidur. hahaha. Dari 40 poin yang di sampaikan Radit, yang menurut gw paling penting dan gw setuju banget adalah nomor 32. Oke langsung aja 40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika yang gw simak dari youtube Raditya Dika. 1-5: Menerima Diri dan Menjaga Kehidupan Sosial 1. Tidak apa-apa menjadi orang aneh Penting banget menjadi diri sendiri dan menerima keunikan kita, meskipun sering dianggap aneh oleh orang lain. Keberanian untuk tampil beda bisa menjadi modal berharga. Ini adalah prinsip yang sudah gw pegang sejak lama. Gw gak pernah ragu untuk di pandang aneh karena pemikiran yang berbeda dari kebanyakan orang. 2. Jangan gosipin orang Hindari pembicaraan yang tidak produktif dan fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat. Ini mengajarkan kita untuk lebih...

[CERPEN] Gus Miftah Gagal Seleksi PPPK Karena Tukang Es Teh

Sebuah Cerpen dari Catatan Alvi. Di sebuah desa bernama Ketapang Sari, Gus Miftah dikenal sebagai tokoh agama yang selalu membawa suasana ceria ke mana pun dia pergi. Ia sering berdakwah di tempat-tempat tak biasa, seperti warung kopi, pasar malam, bahkan di depan gerobak bakso. Karismanya memikat siapa saja, tetapi ada satu kelemahan Gus Miftah: dia kadang suka berbicara terlalu ceplas-ceplos. Hari itu, kabar mengenai seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mulai ramai dibicarakan. Posisi untuk guru agama dibuka, dan Gus Miftah merasa terpanggil. “Insya Allah, ini kesempatan bagus,” ujar Gus Miftah kepada santrinya. “Kalau saya diterima, bisa jadi jalan dakwah yang lebih luas.” Santri-santrinya mendukung penuh. “Tapi Gus,” kata Mukhlas, salah satu santri senior, “kalau ikut seleksi, Gus harus lebih hati-hati bicara. Kadang celetukan Gus bikin orang lain baper.” “Ah, itu kan cuma gaya saya. Santai saja, Mukhlas,” jawab Gus Miftah sambil tersenyum lebar. --- Ha...