Langsung ke konten utama
Selamat datang di Catatan Alvi - Sebuah jejak pemikiran. Karena saya mulai mudah lupa.

Bedah Tren Percintaan 2025: Dari Kencan Tradisional sampai Poli‑Pairing, Yuk Introspeksi Bareng Pasangan

Hai guys. Dengan gw Alvi. Hari ini kita bakal ngobrolin sesuatu yang lagi ramai banget di dunia percintaan tahun 2025. Bukan cuma soal siapa yang ngajak jalan duluan atau siapa yang suka ngilang tiba-tiba, tapi lebih dalam lagi—tentang bagaimana tren-tren cinta sekarang bikin kita mikir ulang soal hubungan. Siapin teh hangat dan hati yang terbuka, karena kita bakal bahas ini dengan santai. Apa Jadinya Cinta di Tahun 2025? Image by Ivana Tomášková from Pixabay Kalau dulu cinta itu diungkapkan lewat surat wangi yang dititipkan ke teman sebangku, sekarang cukup dengan emoji hati di WhatsApp, atau soft-launch story bareng seseorang yang "belum tentu pacar". Dunia berubah. Begitu juga cara orang menjalin hubungan. Tahun 2025 membawa banyak tren percintaan baru. Ada yang masih memegang teguh kencan tradisional, ada juga yang mulai menjajaki gaya hubungan modern seperti open relationship atau poli-pairing. Belum lagi istilah-istilah baru seperti ghosting, breadcrumbi...

Persiapan Kencan Pertama: Yang Tidak Boleh Lupa Dibawa Cowok

Kencan pertama.
Dua kata yang kadang terdengar biasa, tapi bisa bikin perut melilit seharian. Entah karena deg-degan atau karena mikir, “Gw mesti bawa apa, ya?”
Bukan, ini bukan kencan dengan Pak RT waktu bikin KTP. Ini tentang sebuah momen yang akan menentukan status kamu ke depan. Apakah tetap jomblo atau menjadi berpacaran. Terlalu berlebihan? Mungkin. Tapi siapa tahu, dari momen kecil inilah cerita panjang dimulai.

pasangan kencan pertama ghibli

Gw jadi teringat betapa hal-hal kecil seringkali jadi penentu. Bukan sekedar kata-kata manis atau tempat yang mewah, tapi sikap-sikap sederhana yang muncul secara alami. Dan untuk itu, kadang kita perlu sedikit persiapan. Bukan supaya sempurna, tapi supaya tidak terlalu konyol. Atau justru… supaya terlihat lebih “manusiawi”.

Berikut ini beberapa hal yang bisa kamu bawa saat kencan pertama. Bukan karena ini wajib, tapi karena bisa menunjukkan bahwa kamu peduli. Bahwa kamu hadir, bukan cuma datang.

1. Sapu Tangan: Untuk Wajah Berminyak, Air Mata, dan Ego yang Tergores

Bawa dua. Bukan satu. Inat ya, dua sapu tangan.
Karena kamu gak pernah tahu, apakah nanti si dia akan tertawa terpingkal-pingkal sampai menangis, atau malah menangis beneran karena cerita masa lalunya yang belum usai. Sapu tangan bukan hanya kain. Ia bisa jadi simbol bahwa kamu siap menerima segala kemungkinan.

Misalnya, sapu tangan kamu bakal berguna banget ketika si cewek sedang makan sate (ceritanya dinner di tukang sate pinggir rel kereta) dan bumbu kacangnya terlihat mengotori seluruh wajah doi (ini cewek cara makannya gimana ya,) kalian bisa langsung mengeluarkan sapu tangan dari kantong sempak kalian untuk mengelap bumbu kacang itu. Dan ini akan memberikan tanda bagi si cewek kalo kalian adalah cowok yang sangat pengetian dan care banget.

Atau mungkin jika saat kencan tiba – tiba si cewek curhat tentang suatu masalah hingga si cewek itu menangis, kamu bisa menggunakan sapu tangan itu untuk mengelap air mata doi. Tapi jika doi justru cerita tentang mantannya yang masih sangat dia cinta, gunakannya saputangan itu untuk dirimu sendiri.

Terus kenapa sapu tangannya harus dua? Ya karena kamu tidak mungkin ngasih sapu tangan bekas bumbu sate untuk ngelap air mata doi.

Yang kecil dan sederhana seringkali jadi hal paling mengesankan. – Anonim

2. Jaket: Bukan Cuma Biar Keren

Gw tahu. Jaket bisa menyamarkan bentuk badan, bisa juga bikin kamu kelihatan lebih 'cool'. Tapi lebih dari itu, jaket punya nilai lain saat kamu melepasnya untuk menutupi pundak si dia saat angin malam datang atau jika hujan badai tiba-tiba datang.

Itu bukan adegan drama Korea. Itu tanda kamu memperhatikan.
Tapi satu hal: pastikan isi kantong jaketmu bersih dari… misalnya… lipstik nyasar. Kamu nggak mau momen hangat itu berubah jadi sesi interogasi, kan? Jangan sampai doi curiga apakah kamu punya cewek lain atau jangan-jangan cowok lain.

3. Sisir: Bukan Gaya, Tapi Harga Diri

Mungkin kamu berpikir ini sepele. Tapi rambut acak-acakan bisa mengubah segalanya. Bukan soal tampan atau tidak, tapi soal menghargai momen.

Dan percayalah, lebih baik kamu menyisir diam-diam di toilet sebelum bertemu doi daripada harus bilang, “Yem (Tukiyem)… pinjem sisir dong.”. Oke, mungkin gebetan kamu akan (pura – pura) biasa aja dan dia memberikan sisir hello kitty miliknya dan kalian harus ke WC untuk sisiran. Masalah kedua akan muncul ketika kamu sedang sisiran denga sisir hello kitty itu lalu ada laki – laki gendut mengenakan celana legging ping melihat kalian lalu bilang, “iuuhh, cucyok deh sisirnya.” Kalo udah gitu kamu yang ada pada kondisi tersebut mending segera lari sebelum bibir kalian "habis" dicium sama itu makhluk.

Kadang, menjaga wibawa dimulai dari merapikan rambut.

4. Baju Ganti: Untukmu yang Kenal Doi Lewat Media Sosial

Kenalan dari media sosial memang seru. Tapi jujur saja, ekspektasi seringkali lebih tinggi daripada realita. Maka, membawa baju ganti bukanlah tanda kamu nggak serius. Tapi lebih kepada: kamu punya rencana cadangan.

Tentunya saat akan ketemuan kamu sudah janjian dulu akan bertemu dimana dan seharusnya kamu memberi tau ciri penampilanmu. Misalnya kamu bilang “Aku yang didepan toilet kantor pos pakai baju kuning ya.” Dan jangan lupa tanyakan juga ciri penampilan si cewek tersebut. “Oke aku menuju kesana. Aku yang pakai baju pink sama bando gambar tengkorak ya.” Misalnya gitu kata ceweknya. Jika setelah kamu melihat si cewek dengan ciri penampilan yang sudah diberitau dari kejauhan dan ternyata cewek tersebut tidak sesuai dengan gambaran di media sosial dan jauh dari kriteria cewekmu, kamu bisa langsung masuk ke toilet dan berganti baju lalu segera pergi pulang.

Bukan lari dari kenyataan, tapi memberi ruang pada diri untuk tidak memaksakan pertemuan yang terasa salah sejak awal.

5. KTP: Bukan Karena Romantis, Tapi karena Satpol PP Bisa Datang Kapan Saja

Poin ini serius.

Ini tidak akan berguna walaupun kamu membawanya. Tapi ini mungkin akan menjadi masalah besar ketika kamu tidak membawanya dan tiba–tiba ada Satpol PP yang minta menunjukkan kartu identitas dan kencan kalian akan berpindah ke kantor kecamatan karena tidak membawa KTP.

Dan jangan pernah kencan di tempat "remang-remang". Bukan cuma karena risikonya tinggi, tapi karena kamu berhak untuk dikenang dengan cara yang lebih elegan.

Penutup: Kencan Pertama, Momen untuk Jadi Diri Sendiri

Gw percaya, kencan pertama seharusnya bukan ajang unjuk gigi atau pencitraan. Tapi kesempatan untuk mengenal dan dikenal.

Bukan hanya soal tempat makan, baju terbaik, atau kata-kata paling puitis. Tapi soal sikap. Soal kesiapan menjadi manusia yang hadir dengan empati, dengan perhatian, dan sedikit humor.

Karena pada akhirnya, orang tidak selalu mengingat apa yang kamu katakan. Tapi mereka akan mengingat bagaimana kamu membuat mereka merasakan jatuh cinta.

Jadilah alasan seseorang merasa dilihat, didengar, dan dimengerti. Bahkan sejak pertemuan pertama.

Semoga kencanmu tak hanya berkesan, tapi juga bermakna.
Dan kalau pun tidak berakhir manis, semoga kamu tetap bisa pulang dengan tenang. Bersama dua sapu tangan, jaket dan baju cadangan yang sudah dibawa.

Salam hangat,

-Alvi-

Note : Artikel ini pernah saya posting di blog lama saya yaitu alvipunyacerita.wordpress.com pada 5 September 2013


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku, Pikiranku, Perasaanku

Hai guys. Dengan gw Alvi. Pernah nggak sih merasa emosi banget terus melakukan sesuatu terus ujung-ujungnya nyesel karena nggak mikir panjang untuk melakukan hal tersebut? Atau, pernah gak tiba-tiba bikin keputusan cuma gara-gara terpengaruh omongan orang lain? Kalau iya, kamu nggak sendirian. Sebenarnya itu wajar. Tapi kita juga harus tau kalau itu adalah sesuatu yang salah. Gw akan mulai dengan sebuah pertanyaan "Siapakah aku?" Jawaban sederhananya, aku adalah pemilik semua yang aku miliki. Pikiranku, perasaanku dan tubuhku adalah milikku. Artinya aku bukanlah pikiranku, perasaanku dan tubuhku. Harusnya aku yang mengendalikan milikku. Jangan sampai milikku yang mengendalikan aku. Kalau aku punya uang artinya jangan sampai uang mengendalikan aku. Semoga sampai sini bisa di pahami ya. Pikiran dan Perasaan Itu Hanya Input Kita sering lupa (Atau bahkan gak tau) kalau pikiran dan perasaan itu harusnya cuma sebagai input buat diri kita (aku), sama selayaknya masukan yang kita ...

40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika

Walaupun umur gw sekarang masih 31 tapi tidak ada salahnya belajar dari orang berusia 40 tahun. Apa lagi Raditya Dika adalah idola gw sejak jaman SMP ketika penampilah dia selalu terlihat seperti orang baru bangun tidur. hahaha. Dari 40 poin yang di sampaikan Radit, yang menurut gw paling penting dan gw setuju banget adalah nomor 32. Oke langsung aja 40 Pelajaran Hidup di Usia 40 Tahun ala Raditya Dika yang gw simak dari youtube Raditya Dika. 1-5: Menerima Diri dan Menjaga Kehidupan Sosial 1. Tidak apa-apa menjadi orang aneh Penting banget menjadi diri sendiri dan menerima keunikan kita, meskipun sering dianggap aneh oleh orang lain. Keberanian untuk tampil beda bisa menjadi modal berharga. Ini adalah prinsip yang sudah gw pegang sejak lama. Gw gak pernah ragu untuk di pandang aneh karena pemikiran yang berbeda dari kebanyakan orang. 2. Jangan gosipin orang Hindari pembicaraan yang tidak produktif dan fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat. Ini mengajarkan kita untuk lebih...

[CERPEN] Gus Miftah Gagal Seleksi PPPK Karena Tukang Es Teh

Sebuah Cerpen dari Catatan Alvi. Di sebuah desa bernama Ketapang Sari, Gus Miftah dikenal sebagai tokoh agama yang selalu membawa suasana ceria ke mana pun dia pergi. Ia sering berdakwah di tempat-tempat tak biasa, seperti warung kopi, pasar malam, bahkan di depan gerobak bakso. Karismanya memikat siapa saja, tetapi ada satu kelemahan Gus Miftah: dia kadang suka berbicara terlalu ceplas-ceplos. Hari itu, kabar mengenai seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mulai ramai dibicarakan. Posisi untuk guru agama dibuka, dan Gus Miftah merasa terpanggil. “Insya Allah, ini kesempatan bagus,” ujar Gus Miftah kepada santrinya. “Kalau saya diterima, bisa jadi jalan dakwah yang lebih luas.” Santri-santrinya mendukung penuh. “Tapi Gus,” kata Mukhlas, salah satu santri senior, “kalau ikut seleksi, Gus harus lebih hati-hati bicara. Kadang celetukan Gus bikin orang lain baper.” “Ah, itu kan cuma gaya saya. Santai saja, Mukhlas,” jawab Gus Miftah sambil tersenyum lebar. --- Ha...