Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025
Selamat datang di Catatan Alvi - Sebuah jejak pemikiran. Karena saya mulai mudah lupa.

Belajar Memaafkan Tanpa Menunggu Permintaan Maaf — Cara Jadi Kokoh Biar Nggak Selamanya Terikat Luka

Hai guys. Dengan gw Alvi. Gw mau bahas satu hal yang sering dianggap sepele tapi berdampak besar, yaitu  kita diajarin minta maaf sejak kecil , tapi jarang diajarin gimana caranya memaafkan orang (sekalipun orang itu nggak pernah minta maaf). Bagus sih anak harus diajar minta maaf karena itu soal tanggung jawab. Ketika salah maka harus minta maaf supaya dimaafkan. Biasanya anak kecil disuruh salaman sama orang tua atau guru. Dan kebiasaan tersebut bisa membuat kita menyimpulkan kalau memaafkan itu harus ada yang duluan minta maaf. Masalahnya, kalo kita cuma bisa memaafkan kalau ada kata "maaf" duluan, hidup bakal penuh tunggu-tungguan. Padahal, memaafkan tanpa diminta itu penting buat kesehatan hati kita sendiri. Bayangin aja, orang udah minta maaf aja belum tentu kita bisa maafin, apa lagi ini orangnya gak sadar kalau sudah melukai kita. Waktu kecil kemungkinan kita tinggal di lingkungan homogen . Misalnya kaya gw, tinggal di lingkungan yang mayoritas beragama Katolik dan ...

Membangun Kebiasaan Baik dalam Rumah Tangga: Mulai dari Hal Sepele

Hai guys. Dengan gw Alvi. Siapa bilang membangun rumah tangga harmonis harus dimulai dari hal besar, seperti liburan ke Eropa atau membelikan istri tas branded? Eits, tunggu dulu. Terkadang, yang kecil-kecil justru lebih berharga. Seperti ucapan “ terima kasih ,” atau sekedar membawa pulang konsumsi meeting karena menunya adalah kesukaan istri. Kebiasaan baik dalam rumah tangga nggak harus ribet. Yang penting konsisten, tulus, dan ya... nggak usah banyak drama ala sinetron yang tayang setiap jam 7 malam. Kebahagiaan dalam rumah tangga tidak bergantung pada hal besar yang sesekali terjadi, tapi pada hal-hal kecil yang dilakukan dengan cinta setiap hari. — Stephen R. Covey Oh iya, kamu bisa juga baca artikel sebelumnya yang berjudul mengatasi konflik rumah tangga dengan bijak karena topiknya juga masih tentang rumah tangga . 1. Sarapan Bersama: Nasi Goreng dan Obrolan Ringan Sarapan bareng itu bukan soal menu mewah. Bahkan mie rebus dengan dua butir telur dan cabe potong pun sah-...

Mengatasi Konflik Rumah Tangga dengan Bijak: Belajar dari Kesalahan Kecil

Hai guys. Dengan gw Alvi. Sebagai seorang suami, gw gak bisa memungkiri bahwa konflik rumah tangga adalah bagian alami dari perjalanan pernikahan. Bahkan dalam hubungan yang terlihat harmonis sekalipun, perbedaan pendapat, kesalahpahaman, dan emosi yang tak terkontrol bisa muncul sewaktu-waktu. Namun yang membedakan sebuah pernikahan yang sehat dan yang rapuh adalah bagaimana pasangan tersebut mengelola konflik yang terjadi. Dalam artikel sebelumnya, gw menulis tentang bagaimana menjadi suami yang baik untuk keluarga harmonis. Namun, menjadi “baik” bukan berarti tidak pernah bertengkar—melainkan mampu bertumbuh dan belajar dari pertengkaran kecil yang tak terhindarkan. Pasangan yang langgeng bukan yang tidak pernah bertengkar, tapi yang tahu cara menyelesaikan pertengkaran dengan saling menghargai. — Anonim Konflik Adalah Gejala, Bukan Penyakit Menurut teori Family Systems Theory dari Dr. Murray Bowen, konflik dalam keluarga sering kali muncul bukan karena masalah yang t...